Ada beberapa persoalan ekonomi yg sedikitnya akan menghambat laju perekonomian negeri ini. Persoalan ini harus segera cepat di tuntaskan, karena jika tidak akan mempengaruhi tindakan/perilaku rakyat.
Dampak itu sebenar sudah terasa dan nyata, sedangkan janji-janji pemerintah untuk kesejahteraan baru berupa wacana dan tak nyata (tak terasa oleh kebanyakan rakyat di negeri ini).
Persoalan ekonomi juga akan menghambat kesejahteraan rakyat, dan jika program kesejahteraan rakyat tidak segera di benahi serta di tindak lanjuti akan menimbulkan dampak masalah sosial, kerusuhan masal dan tindak kriminal lainnya, seperti teroris, perampokan, pembunuhan, penculikan juga penyelewangan perilaku yg diakibatkan oleh masalah sosial sdh hampir merata terjadi dari pulau bagian barat hingga bagian timur negeri ini.
Semoga saja persoalan negeri ini akan segera teratasi, oleh karena itu kita mencoba mencari tahu dulu akar permasalahannya untuk segera dibenahi/diperbaiki menuju ke tahap yg lebih baik.
Anggota Komite Ekonomi Nasional Aviliani menjelaskan beberapa persoalan ekonomi yang sedang di hadapi oleh negeri ini :
1. INFLASI DIATAS 100%
Inflasi menyebabkan DAYA BELI MASYARAKAT dan BIAYA EKONOMI TINGGI, Menurutnya :
"Walaupun org pendapatannya baru naik sedikit, namun harga sdh naik lagi. Oleh karena itu memang seharusnya daerah-daerah yg tingkat inflasinya tinggi yang hrs dikendalikan terlebih dahulu karena daerah itulah yg paling miskin dan paling susah.
2. REFORMASI BIROKRASI
Reformasi Birokrasi dinegeri ini belum terjadi hingga hari ini, bahkan sekarang birokrasi itu berjalan sendiri-sendiri, terutama pada polisi dgn jaksa dan lain-lainnya.
Tak adanya keadilan dan ketetapan serta ketegasan hukum bagi rakyat biasa, membuat rakyat merasa hukum di negeri ini sangatlah mahal dan tidak lagi mendukung kebenaran. Mungkin apa yg di katakan org HUKUM DAPAT DI BELI dan HUKUM DAPAT DIATUR itu memang benar adanya.
3. KETIDAK SIAPAN RAKYAT DGN POLITIK DEMOKRASI
Kita berubah politiknya dgn Demokrasi tetapi rakyatnya blm siap, karena struktur pendidikan kita dr jaman pak Harto sampai dgn jaman SBY tidak berubah, 80% msh rendah. Sehingga biaya pendidikannya yang harus di berdayakan.
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Sejak thn 1994 kita ada WTO dan kita masuk di dalamnya sehingga liberalisasi mulai berjalan. Sejak itu terjadi maka memang mekanisme pasar ini tidak bisa di rem dan policy/kebijakan pemerintah itu mengikuti yang mengakibatkan UU yang terjadi pada tahun 1999-2003 itu terjadi besar-besaran bahkan untuk menolong rakyatpun tidak boleh, karena UU no. 17 thn 2003 tentang keuangan negara itu mengatakan : TIDAK BOLEH MERUGIKAN NEGARA.
Jadi kesimpulan isi UU tsb adalah : Harus mementingkan kepentingan negara terlebih dahulu daripada kepentingan rakyat.
Gituuu loh...
Apa pula makhluk yg bernama WTO itu ??...
APAKAH WTO ITU ??...
Perjanjian dalam WTO :
Perjanjian dagang dalam WTO adalah hasil dari Putaran Uruguay yaitu teks berbahasa hukum dagang yang terdiri dari 60 perjanjian, lampiran, dan berbagai keputusan. Secara singkat, perjanjian-perjanjian terdiri atas enam bagian, perjanjian payung ( kesepakatan mengenai pendirian WTO); perjanjian untuk setiap tiga isu besar yaitu barang (goods), services, dan hak atas kekayaan intelektual; penyelesaian sengketa; dan kajian ulang atas kebijakan dagang Negara-negara anggota (Trade Policy Reviews).
Tiga isu besar yang berada di bawah WTO adalah :
Perjanjian-perjanjian itu tidaklah statis melainkan terus berubah. Beberapa hal-hal baru sekarang sedang dirundingkan di bawah Agenda Doha yang dihasilkan dalam KTM WTO ke IV tahun 2001. Beberapa isu yang dirundingkan antara lain Akses Pasar untuk Produk Non Pertanian (Non Agricultural Market Access – NAMA) dan Perdagangan dan Lingkungan.
Unsur Pokok dalam WTO :
STRUKTUR dan MEKANISME WTO :
FAKTA dan REALITAS WTO :
PERLUASAN MANDAT WTO :
Dampak itu sebenar sudah terasa dan nyata, sedangkan janji-janji pemerintah untuk kesejahteraan baru berupa wacana dan tak nyata (tak terasa oleh kebanyakan rakyat di negeri ini).
Persoalan ekonomi juga akan menghambat kesejahteraan rakyat, dan jika program kesejahteraan rakyat tidak segera di benahi serta di tindak lanjuti akan menimbulkan dampak masalah sosial, kerusuhan masal dan tindak kriminal lainnya, seperti teroris, perampokan, pembunuhan, penculikan juga penyelewangan perilaku yg diakibatkan oleh masalah sosial sdh hampir merata terjadi dari pulau bagian barat hingga bagian timur negeri ini.
Semoga saja persoalan negeri ini akan segera teratasi, oleh karena itu kita mencoba mencari tahu dulu akar permasalahannya untuk segera dibenahi/diperbaiki menuju ke tahap yg lebih baik.
Anggota Komite Ekonomi Nasional Aviliani menjelaskan beberapa persoalan ekonomi yang sedang di hadapi oleh negeri ini :
1. INFLASI DIATAS 100%
Inflasi menyebabkan DAYA BELI MASYARAKAT dan BIAYA EKONOMI TINGGI, Menurutnya :
"Walaupun org pendapatannya baru naik sedikit, namun harga sdh naik lagi. Oleh karena itu memang seharusnya daerah-daerah yg tingkat inflasinya tinggi yang hrs dikendalikan terlebih dahulu karena daerah itulah yg paling miskin dan paling susah.
2. REFORMASI BIROKRASI
Reformasi Birokrasi dinegeri ini belum terjadi hingga hari ini, bahkan sekarang birokrasi itu berjalan sendiri-sendiri, terutama pada polisi dgn jaksa dan lain-lainnya.
Tak adanya keadilan dan ketetapan serta ketegasan hukum bagi rakyat biasa, membuat rakyat merasa hukum di negeri ini sangatlah mahal dan tidak lagi mendukung kebenaran. Mungkin apa yg di katakan org HUKUM DAPAT DI BELI dan HUKUM DAPAT DIATUR itu memang benar adanya.
3. KETIDAK SIAPAN RAKYAT DGN POLITIK DEMOKRASI
Kita berubah politiknya dgn Demokrasi tetapi rakyatnya blm siap, karena struktur pendidikan kita dr jaman pak Harto sampai dgn jaman SBY tidak berubah, 80% msh rendah. Sehingga biaya pendidikannya yang harus di berdayakan.
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Sejak thn 1994 kita ada WTO dan kita masuk di dalamnya sehingga liberalisasi mulai berjalan. Sejak itu terjadi maka memang mekanisme pasar ini tidak bisa di rem dan policy/kebijakan pemerintah itu mengikuti yang mengakibatkan UU yang terjadi pada tahun 1999-2003 itu terjadi besar-besaran bahkan untuk menolong rakyatpun tidak boleh, karena UU no. 17 thn 2003 tentang keuangan negara itu mengatakan : TIDAK BOLEH MERUGIKAN NEGARA.
Jadi kesimpulan isi UU tsb adalah : Harus mementingkan kepentingan negara terlebih dahulu daripada kepentingan rakyat.
Gituuu loh...
Apa pula makhluk yg bernama WTO itu ??...
APAKAH WTO ITU ??...
- World Trade Organisation (WTO) atau Organisasi Pedagangan Dunia adalah badan antar-pemerintah, yang mulai berlaku 1 Januari 1995.Tugas utamanya adalah mendorong perdagangan bebas, dengan mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan seprti tariff dan non tariff (misalnya regulasi); menyediakan forum perundingan perdagangan internasional; penyelesaian sengketa dagang dan memantau kebijakan perdagangan di negara-negara anggotanya.
- WTO merupakan metamorfosis dari Perjanjian Umum Bea Masuk dan Perdagangan atau GATT (General Agreement on Tariff and Trade) yang didirikan tahun 1947, sebagai bagian dari kesepakatan di Bretton Woods, Amerika.
- Sejak 1947 ada delapan perundingan dagang dimana Putaran Uruguay adalah perundingan paling akhir yang terpanjang (berlangsung dari September 1986 hingga April 1994), rumit dan penuh kontroversi sebelum melahirkan WTO.
- Berbeda dengan GATT yang menyusun aturan main di bidang perdagangan internasional, tetapi bukan sebuah institusi; sementara metamorfosisnya yaitu WTO adalah sebuah institusi dengan aturan yang jelas serta daya penegakan yang kuat.
- Dengan disahkan berdirinya WTO, maka semua kesepakatan perjanjian GATT kemudian diatur di dalam WTO plus isu-isu baru yang sebelumnya tidak diatur seperti perjanjian TRIPs (Hak atas Kekayaan Intelektual yang terkait dengan perdagangan), Jasa (GATS lihat penjelasan mengenai sector jasa), dan aturan investasi (TRIMs).
- WTO mempunyai anggota 149 negara serta 32 negara pengamat yang sudah mendaftar untuk jadi anggota.
- Perjanjian WTO mengikat secara hukum. Negara anggota yang tidak mematuhi perjanjian bisa diadukan oleh Negara anggota lainnya karena merugikan mitra dagangnya, serta menghadapi sanksi perdagangan yang diberlakukan oleh WTO. Karena itu sistem WTO bisa sangat berkuasa terhadap anggotanya dan mampu memaksakan aturan-aturannya, karena anggota terikat secara legal (legally-binding) dan keputusannya irreversible artinya tidak bisa ditarik kembali.
- WTO mengadakan Konferensi tingkat Menteri (KTM) dua tahun sekali. KTM pertama diadakan di Singapura tahun 1996, kedua di Geneva tahun 1998 dan sidang ketiga di Seattle, AS tanggal 30 November hingga 3 Desember 1999 dan merupakan sidang terakhir sebelum millenium ketiga. Sidang ketiga ini gagal menyusun Deklarasi Menteri karena dua hal, blockade para demonstrans di luar gedung pertemuan sehingga para delegasi tidak bisa hadir dan perbedaan pandangan yang tajam di ruang sidang antara delegasi dari Negara-negara berkembang dan Negara-negara maju.
- KTM ke IV diselenggarakan di Doha Qatar, yang menghasilkan Deklarasi Doha (sering juga disebut sebagai Deklarasi Pembangunan Doha atau Doha Development Agenda dan Deklarasi Doha untuk Kesehatan Publik. KTM ke-V diadakan di Cancun Meksiko. KTM ke-V ini juga gagal karena sidang mengalami kebuntuan akibat perbedaan pandangan antara Negara-negara maju dan Negara Berkembang mengenai isu-isu baru (kebijakan kompetisi, investasi, pengadaan barang untuk pemerintah; fasilitasi perdagangan). KTM ke-VI diadakan di kota Hongkong China pada Desember 2005 yang menghasilkan deklarasi menteri untuk menyelesaikan putaran Doha.
Perjanjian dalam WTO :
Perjanjian dagang dalam WTO adalah hasil dari Putaran Uruguay yaitu teks berbahasa hukum dagang yang terdiri dari 60 perjanjian, lampiran, dan berbagai keputusan. Secara singkat, perjanjian-perjanjian terdiri atas enam bagian, perjanjian payung ( kesepakatan mengenai pendirian WTO); perjanjian untuk setiap tiga isu besar yaitu barang (goods), services, dan hak atas kekayaan intelektual; penyelesaian sengketa; dan kajian ulang atas kebijakan dagang Negara-negara anggota (Trade Policy Reviews).
Tiga isu besar yang berada di bawah WTO adalah :
- Perjanjian Umum tentang Barang tariff dan barang (General agreement on Tariifs and Trade/GATT) yang merupakan perjanjian umum mengenai liberalisasi barang. Terdiri dari beberapa perjanjian lagi di bawahnya seperti pertanian, inspeksi perkapalan, pengaturan anti dumping; tekstil dan produk tekstil.
- Perjanjian Umum Perdagangan Jasa-jasa (General Agreement on Trade in Services/GATS). Dalam perluasan akses pasar sector jasa, setiap Negara menyusun komitmen liberalisasi dan jadwal pelaksanaan untuk ‘seberapa banyak’ pemasok jasa dari luar dapat memberikan jasanya di lokal. (lebih detail lihat informasi dasar mengenai Jasa).
- Hak atas Kekayaan Intelektual yang Terkait dengan Perdagangan (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights/TRIPS).
Perjanjian-perjanjian itu tidaklah statis melainkan terus berubah. Beberapa hal-hal baru sekarang sedang dirundingkan di bawah Agenda Doha yang dihasilkan dalam KTM WTO ke IV tahun 2001. Beberapa isu yang dirundingkan antara lain Akses Pasar untuk Produk Non Pertanian (Non Agricultural Market Access – NAMA) dan Perdagangan dan Lingkungan.
Unsur Pokok dalam WTO :
- Penurunan Tarif. Menghapus atau menurunkan tarif atas suatu produk guna mengurangi biaya ekspor, sehingga membuka pasar tambahan bagi produsen.
- Most Favoured Nation (MFN). Mengharuskan pemerintah memperlakukan semua negara, investasi dan perusahaan asing secara sama dari segi hokum atau non diskriminasi. Misalnya, Negara tidak dapat menghentikan impor daging sapi dari Eropa bila ia tetap mengimpor daging sapi dari negara lain.
- National Treatment (NT). Mengharuskan semua negara memperlakukan semua negara, investasi dan perusahaan sama rata dengan investor dan perusahaan domestik. Jadi pemerintah tidak boleh memberikan subsidi untuk perusahaan lokal yang memenuhi kriteria lingkungan hidup, misalnya.
- Penghapusan restriksi kuantitatif. Melarang penggunaan restriksi selain tarif dan bea. Negara tidak boleh membatasi ekspor atau impor dengan menetapkan kuota untuk membatasi arus barang.
STRUKTUR dan MEKANISME WTO :
- Ministerial Conference (Sidang tingkat Menteri), merupakan badan tertinggi WTO yang bertemu paling sedikit satu kali dalam setiap dua tahun; KTM I diadakan di Jenewa tahun 1996, KTM II di Singapura tahun 1997, KTM III di Seattle Amerika Serikat tahun 1999 (gagal), KTM IV di Doha Qatar tahun 2001, KTM V akan diadakan di Cancun Meksiko pada bulan September 2003.
- General Council, (Dewan Umum) yang bertindak sebagai badan pelaksana untuk mengawasi operasi dari perjanjian WTO dan putusan-putusan yang diambil oleh Ministerial Conference dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara reguler, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.
- General Council juga berfungsi dan bertindak sebagai Dispute Settlement Body dan sebagai Trade Policy Review Body.
- General Council membentuk beberapa badan di bawahnya yang dianggap perlu (Council for Trade in Goods, Council for Trade in services, Council for TRIPs, Committee on market Access, Committee on Agriculture, Committee on Sanitary and Phyto-sanitary, dan lain-lain yang diperlukan).
- Sejak KTM Doha, sekretariat WTO membentuk badan khusus untuk merundingkan putaran Doha, yang disebut Komite Perundingan Perdagangan (Trade Negotiations Committee/TNC) yang terdiri atas Dewan yang bertugas mengadakan sidang khusus/special sessions (untuk Jasa; TRIPs; Penyelesaian Sengketa; Pertanian; Perdagangan dan Pembangunan; dan Perdagangan dan Lingkungan. Serta Kelompok Perundingan (Negotiating Groups) untuk akses pasar; aturan-aturan dan fasilitasi perdagangan.
- Sekretariat dipimpin oleh seorang Director-General, yang saat ini dijabat oleh Pascal Lamy mantan ketua Komisi Perdagangan Uni Eropa. Dirjen WTO membawahi empat Dewan yang masing masing mengkoordinasikan bidang-bidang yang dicakup oleh WTO.
- Pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus. Voting hanya dilakukan apabila diperlukan. Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan ini dilakukan dengan tidak demokratis, seperti dengan tekanan politik, ekonomi dan lobby-lobby yang dilakukan dalam ruang tertutup. Mekanisme tertutup dan tidak transparan ini sering disebut green room, walaupun terus dikiritik oleh Negara-negara anggota dan kelompok masyarakat sipil tetapi masih dipertahankan sampai sekarang di tahun 2006.
FAKTA dan REALITAS WTO :
- WTO mempunyai mandat yang luar biasa dalam mengelola ekonomi global untuk kepentingan perusahaan multinasional (MNC) serta negara maju,
- Mandat WTO adalah menciptakan, dan menjalankan peraturan perdagangan bebas menuju “dunia tanpa batas negara”. Akibatnya WTO mempunyai kekuasaan tidak hanya judisial tetapi juga legislatif. Artinya, hukum dan kebijakan nasional haruslah bersesuaian dengan perjanjian WTO, dan bila belum sesuai harus segera diubah.
- WTO adalah organisasi yang berbasiskan ‘aturan-aturan main atau rules’ yang merupakan hasil perundingan. Aturan tersebut disebut juga ‘perjanjian atau kesepakatan (agreements). Di atas kertas, perjanjian tersebut haruslah dihasilkan dari serangkaian perundingan yang yang dilakukan oleh semua Negara anggota, dan mencerminkan kebutuhan anggota (member driven). Realitasnya, perundingan dan penyusunan naskah awal kesepakatan ditentukan oleh factor lain, yaitu kekuatan politik Negara-negara anggota. Di dalam WTO dikenal ada “power bloc” yang disebut quad terdiri dari Uni Eropa, Jepang, AS dan Canada. Walaupun pengambilan keputusan berdasarkan konsensus tetapi kekuasaan riel ada di tangan Negara-negara besar tersebut. Salah satu delegasi dari negara berkembang mengatakan, dalam proses menuju KTM Doha pada tahun 2001 misalnya, kita (negara-negara berkembang) disodori teks-teks “ajaib“, yang isinya muncul tiba-tiba dalam naskah awal tanpa ada perundingan sebelumnya. Tetapi di KTM Doha keadaannya lebih buruk, teks-teks bisa muncul tiba-tiba tanpa ada yang memasukkannya, dan pada hari terakhir sekeretariat WTO mengatakan “inilah hasil teks terakhir”.
- Arus barang, investasi dan jasa dibiarkan bebas tetapi arus teknologi dan tenaga kerja dibatasi, sementara dua hal terakhir diperlukan oleh negara sedang berkembang.
- Perjanjian WTO dianggap paling tinggi derajatnya oleh negara sehingga menegasikan semua perjanjian internasional lain, termasuk perjanjian lingkungan hidup. Demikian pula peran pemerintahan serta negara di tingkat local dan nasional dikalahkan oleh peran pasar dan perdagangan.
- Dapat diadakan pengaduan terhadap suatu negara (non-compliance) serta pengenaan sanksi berupa penalti dan retaliasi silang yang punya pengaruh luas.
- Disiplin dalam WTO mengikat secara hukum terhadap pemerintah yang sekarang maupun pemerintah di masa depan. Jadi meskipun sebuah partai politik oposisi kemudian menang, ia tidak bisa menjalankan kebijakan baru yang bertentangan dengan aturan-aturan WTO. Dengan demikian suatu negara tidak lagi mempunyai banyak pilihan kebijakan ekonomi.
PERLUASAN MANDAT WTO :
- Isu-isu baru (sering juga disebut isu Singapura karena diagendakan pertama kali dalam KTM di Singapura) yang diusulkan terutama oleh negara maju dalam KTM I sampai dengan KTM III menyangkut standar buruh, lingkungan hidup, investasi, korupsi dan transparansi serta kebijakan kompetisi disepakati untuk menjadi kesepakatan terikat (legal binding).
- Pada KTM IV WTO di Doha 2001 hal-hal yang gagal disepakati di Seattle dengan segala cara coba dimasukkan kembali, seperti Issues (investasi, pengadaan barang pemerintah, fasilitasi perdagangan, dan kebijakan kompetisi), tarrifikasi, negosiasi perdagangan dan lingkungan kembali diletakkan oleh negara-negara maju. Setelah melewati perundingan yang tidak demokratis dan penuh dengan tekanan politik dan ekonomi secara bilateral, kesepakatan Doha ditandatangani.
- Kemenangan kecil negara-negara berkembang, di tengah kekalahan yang yang sangat besar adalah adanya deklarasi khusus yang menyatakan bahwa implementasi TRIPs tidak boleh menghalangi hak akses masyarakat pada kesehatan dan obat-obatan.
- KTM ke V di Cancun-Meksiko pada tahun 2003 gagal mencapai kesepakatan. Sementara KTM ke VI di Hongkong berupaya melanjutkan kembali penyelesaian Putaran Doha, ada beberapa perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar